Picture
Ghiboo.com - Warna pada buah ternyata bukan hanya membuatnya terlihat cantik. Lebih dari itu, warna buah merupakan informasi kandungan nutrisinya.


Tentu saja, setiap warna dalam buah-buahan diperkaya dengan vitamin, mineral, antioksidan dan senyawa penting lainnya yang memberikan efek menguntungkan bagi tubuh.


Jadi, dengan memakan buah berwarna-warni ini Anda bisa mendapatkan keuntungan dari berbagai nutrisi. Nah, biar tak salah pilih, Netdoctor (11/6) memberitahu buah apa aja yang wajib Anda santap.



Merah, Tomat


Meskipun sering dianggap sebagai sayuran, tetapi sebenarnya tomat merupakan buah. Tomat merupakan sumber yang baik dari lycopene (zat pigmen pemberi warna merah) yang dapat membantu melindungi tubuh dari bahaya beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru, payudara dan prostat.


Lycope sudah terbukti memberikan perlindungan terhadap kanker prostat pada pria. Sejumlah penelitian menemukan bahwa asupan buah tomat dan produk tomat yang tinggi (seperti saus pasta) dikaitkan dengan rendahnya risiko kanker prostat.



Biru, Blueberry


Blueberry kaya akan karotenoid dan anthocyanin, yang bertindak sebagai antioksidan kuat yang melindungi sel dari kerusakan. Antioksidan ini dapat membantu mengurangi risiko kanker, stroke dan penyakit jantung. Anthocyanin dalam bluberi juga berbekerja sebagai anti-alergi, anti-inflamsi, anti-mikroba dan anti-kanker.


Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi blueberry secara rutin bisa meningkatkan fungsi daya ingat, melindungi infeksi saluran kemih, serta beberapa gangguan mata, seperti degenerasi makula, katarak dan infeksi mata.



Ungu, Anggur


Anggur kaya resveratrol, sebuah antioksidan kuat yang membantu membersihkan pembuluh darah, mengurangi stroke dan risiko penyakit jantung dengan mengubah mekanisme molekuler dalam pembuluh darah.


Resveratrol juga berperan memberikan perlindungan terhadap kanker usus besar dan prostat, serta saraf dan penyakit Alzheimer.


Uniknya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa resveratrol dapat mengurangi produksi sel lemak dan meningkatkan penyerapan gula dari darah.



Kuning, Lemon


Lemon merupakan sumber yang kaya vitamin C yang merupakan antioksidan yang paling kuat untuk melawan tanda-tanda penuaan dini pada kulit dan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.


Selain itu, vitamin C juga dianggap memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat membantu menghilangkan infeksi tenggorokan.


Buah ini juga kaya akan limonoid, yang dapat membantu memerangi jenis kanker tertentu, seperti kanker payudara, paru-paru, kulit, usus dan perut, dengan menghilangkan racun kanker yang memproduksi zat.


 
Ghiboo.com - Beberapa penyakit sering datang mendadak dan tahu-tahu sudah memasuki tahap kronis. Biar Anda bisa mencegah gangguan kesehatan yang tak diinginkan, berikut ini beberapa sinyal dari tubuh yang biasa diacuhkan namun menjadi pertanda adanya ketidakberesan dalam tubuh, seperti dilansir melalui abcnews, Senin (19/3).



Sakit kepala

Banyak orang sering mengalami sakit kepala sebelah atau migrain. Secara tiba-tiba terserang migrain memang amat mengganggu. Berhati-hatilah, keseringan sakit kepala berat merupakan sinyal aneurisma otak. Jika dibiarkan bisa menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit. Kebiasaan merokok dan memiliki riwayat keluarga menderita aneurisma, semakin memperbesar peluang terkena penyakit tersebut.



Gigi berdenyut

Menderita gigi berdenyut memang menyiksa. Gigi sering berdenyut menjadi sinyal adanya kerusakan pada saraf gigi. Bisa disebabkan karena enamel gigi retak atau membusuk. Jika tidak segera diatasi bisa membuat bakteri dalam mulut yang dapat menginfeksi saraf dengan mudah.



Nyeri di satu sisi

Jika Anda sering merasa seolah-olah sedang ditusuk di bagian kanan yang disertai juga mual dan demam, bisa menjadi pertanda Anda mengalami usus buntu. Kemungkinan lain, bisa menjadi pertanda adanya kista ovarium.



Nyeri dada

Sering merasa nyeri dada, bisa jadi itu sinyal adanya masalah jantung. Gejala ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Ada kalanya, gejala hanya berupa, dada terasa ditekan disertai dengan kelelahan, sakit tenggorokan atau sesak nafas.



Perut kembung

Perut kembung dan terasa seperti banyak gas memang tak enak. Gejala ini sering dialami wanita saat menstruasi. Namun, berhati-hatilah. Perut kembung bisa menjadi tanda terburuk dari kanker ovarium. Pada tahun 2007, Gynecologic Cancer Foundation merilis konsensus nasional pertama mengenai gejala awal, seperti bengkak, nyeri panggul atau perut dan kesulitan makan selama lebih dari dua hingga tiga minggu.



Kesemutan di jari kaki

Sering mengalami kesemutan pada jari kaki menjadi sinyal adanya saraf tulang belakang tertekan oleh bantalan tulang di tulang belakang. Jika dibiarkan terus-menerus, Anda berisiko mengalami kerusakan saraf permanen dan membuat jari kaki Anda mati rasa.



Kaki bengkak

Betis terlihat bengkak, merah atau hangat saat disentuh? Anda mungkin menderita trombosit vena (DVT), atau dikenal sebagai penggumpalan darah. Risiko ini sering terjadi pada orang yang melakukan penerbangan selama berjam-jam, perokok dan wanita yang mengonsumsi pil KB juga berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah.

 
Ghiboo,com - Memiliki postur tubuh tinggi semampai layaknya seorang pragawati menjadi salah satu keinginan setiap wanita. Namun, sebaiknya Anda yang bertubuh mungil mensyukuri apa yang Anda miliki sekarang.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita tinggi lebih mungkin mengembangkan risiko kanker ovarium (kanker indung telur) dibandingkan wanita-wanita bertubuh lebih pendek.

Ilmuwan dari Oxford University mengaji kembali 47 penelitian yang melibatkan lebih dari 47.000 perempuan. Dari sini, peneliti banyak menemukan wanita yang mengidap kanker ovarium berkaitan dengan tinggi badan. Namun, peneliti juga menemukan penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita yang kelebihan berat badan.

Peneliti menjelaskan bahwa setiap penambahan dua inci (5 cm) tinggi badan, maka perempuan tersebut berisiko mengidap kanker ovarium sebesar tujuh persen.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS Medicine menjelaskan bahwa wanita berpostur tinggi memiliki lebih banyak sel yang bisa berubah kapan saja menjadi kanker. Selain itu, hormon pertumbuhan juga memainkan peran terhadap risiko tersebut.

Dilansir melalui BBC, Rabu (4/4), Dr. Paul Firaun, dokter ahli kanker dari University of Cambridge, mencoba membandingkan antara perempuan dengan tinggi badan 5 kaki (153 cm) dan perempuan dengan tinggi badan 5,6 kaki (171 cm).

"Terdapat perbedaan dalam risiko kanker ovarium sebesar 23 persen. Perempuan yang lebih pendek memiliki kesempatan mengembangkan kanker ovarium sekitar 16 banding 1.000 seumur hidupnya. Sementara wanita bertubuh tinggi meiliki risiko 20 banding 1.000 seumur hidupnya," paparnya.
 
Ghiboo.com - Kurang tidur memang membuat badan mudah lelah, lesu dan tidak bersemangat. Namun, kurang tidur ternyata juga memengaruhi otak seseorang untuk memilih mana makanan sehat dan tidak sehat.


Temuan yang ini merupakan hasil penelitian dengan melihat hasil fMRI scan terhadap 23 orang dewasa di mana menunjukkan bahwa kurang tidur merusak area tertentu di dalam otak manusia yang berhubungan dengan pemilihan makanan.


"Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan seseorang mengonsumsi makanan tidak sehat yang pada akhirnya memicu pengonsumsian makanan tersebut yang lebih banyak," ungkap Dr Marie-Pierre St-Onge, dari Columbia University di New York, dilansir melalui The Telegraph (11/6).


Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kurang tidur mengganggu aktivitas otak di lobus frontal, sebuah area penting di otak untuk mengendalikan perilaku dan menentukan pilihan kompleks, seperti pemilihan jenis makanan apa yang akan dimakan.


"Tampaknya sekitar area otak, khususnya dalam lobus frontal, gagal untuk mengintegrasikan semua sinyal yang berbeda yang biasanya membantu kita membuat pilihan bijak mengenai apa yang harus kita makan," tambah peneliti Stephanie Greer.


Greer menambahkan kegagalan lobus frontal untuk bekerja secara optimal mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan jenis makanan yang sehat, mungkin bisa membantu menjelaskan hubungan antara kurang tidur dan obesitas.


"Hasil ini menjelaskan bagaimana otak menjadi terganggu akibat kurang tidur, sehingga menyebabkan pemilihan makanan yang cenderung tidak sehat," tambah Greer.